Mulai detik itu, kita tak memiliki hubungan apa pun dengan tubuh ini. Kita
akan menjadi “ sendiri”, sementara tubuh kita kemudian hanya akan menjadi
seonggok daging biasa. Setelah kematian, orang lain akan membawa tubuh kita.
Kemudian orang-orang akan menangis dan berkabung. Lalu tubuh tersebut akan
dibawa ke rumah mayat sekalipun di malam hari. Hari berikutnya kuburan segera
digali. Tubuh kita yang tak bernyawa kini sangat kaku, akan dimandikan dengan
air yang dingin. Sementara itu, tanda-tanda kematian segera nampak di mana
beberapa bagian tubuh mulai memucat.
Kemudian, mayat ini akan dibungkus dengan kain kafan dan diletakkan di peti
mayat. Mobil jenazah telah siap membawa peti tersebut, berjalan menuju ke
pemakaman, hidup seperti di jalanan. Ketika melihat mobil jenazah yang lewat,
beberapa orang akan nampak berkhidmad, tetapi kebanyakan berlalu begitu saja
dengan kesibukan mereka masing-masing. Setiba di pemakaman, peti jenazah akan
diusung oleh orang-orang yang mencintai kita atau tampak mencintai kita.
Kemungkinan besar, orang-orang yang mengitarinya akan menangis dan meratap
lagi. Kemudian orang-orang berdatangan dengan satu tujuan yakni, pemakaman. Di
atas batu nisan. nama kita akan dipahatkan. Kemudian mayat kita akan diangkat
dari peti mayat dan diletakkan ke dalam lubang yang telah digali. Pendo’a akan
berdo’a untuk kita. Akhirnya, orang-orang dengan sekop akan mulai menutup mayat
kita dengan tanah yang juga akan mengenai kain kafan. Tanah menyentuh mulut
kita, leher, mata dan hidung. Dan akhirnya menimbun seluruh kain kafan.
Akhirnya pemakaman selesai, dan orang-orang meninggalkan pemakaman. Semuanya
kembali sunyi. Beberapa orang akan datang untuk berziarah dalam sela-sela waktu
mereka untuk kita yang telah dimakamkan. Tak ada lagi hidup yang penuh arti.
Rumah yang indah, orang yang cantik, alam yang mempesona sudah tidak ada
artinya lagi. Tubuh kita sudah tidak akan bertemu dengan seorang teman pun.
Mulai itulah, satu kepastian yang menimpa mayat adalah tanah, ulat belatung dan
bakteri akan menggerogotinya.
Saat dipendam tubuh kita mengalami proses pembusukan yang sangat cepat yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal tubuh tersebut.
Setelah mayat kita diletakkan di kuburan, dengan cepat bakteri dan serangga
yang berkembang biak di dalam mayat karena tidak adanya oksigen, akan memulai
kerjanya. Gas-gas yang dikeluarkan organisme tersebut akan masuk ke dalam mayat,
mulai dari perut, merubah bentuk dan penampilannya. Gumpalan darah keluar dari
mulut dan hidung karena desakan gas dari rongga perut. Seperti proses
penggerogotan, rambut, kuku, lidah dan telapak tangan akan lepas semua.
Bersamaan dengan itu pula terjadi perubahan dalam tubuh seperti paru-paru,
jantung dan hati yang akan mengalami pembusukan. Dalam waktu yang berbarengan,
pemandangan yang sangat mengerikan terjadi di perut, di mana kulit tidak dapat
menahan lagi tekanan gas yang semakin mendesak dan akhirnya jebol, menebarkan
bau yang sangat busuk. Mulai dari tengkorak, otot-ototnya lepas dari bagiannya
masing-masing. Kulit dan jaringan lunak juga akan tercerai berai semua. Otak
akan membusuk hingga nampak seperti tanah liat. Proses akan terus berlanjut sampai
seluruhnya tinggal tulang belulang.
Tubuh itu kita bayangkan sebagai diri kita, akan hilang secara mengerikan
dan bentuknya tak dapat dikenali lagi. Maka ketika kita meninggalkan kewajiban
ibadah kita, cacing, serangga dan bakteri di dalam tanah akan menghancurkan
mayat kita begitu saja.
Jika kita mati karena kecelakaan dan tidak dikuburkan, apa yang terjadi
akan lebih tragis lagi. Mayat kita akan dimakan ulat belatung, seperti potongan
daging yang diletakkan pada temperatur ruangan dalam waktu yang lama. Sampai
akhirnya ulat belatung memakan habis potongan daging yang terakhir, mayat kita
hanya tinggal tulang belaka.
Demikianlah, manusia yang diciptakan dalam bentuk paling sempurna, akhirnya
menjadi bentuk yang paling mengerikan, dan memang begitulah kenyataannya.
No comments:
Post a Comment